Usulan Migrasi Kelompok Miskin ke Daya Listrik 900 VA Dinilai Dapat Dongkrak Perekonomian Masyarakat

Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan rencana penghapusan daya listrik 450 Volt Ampere (VA) untuk rumah tangga kelompok miskin patut didukung. Menurutnya, keputusan yang dibuat pemerintah dan Badan Anggaran DPR tersebut akan menaikkan kapasitas kelompok miskin. Mamit memandang dengan migrasi ke daya listrik 900 VA membuat kelompok miskin dapat menggunakan peralatan yang lebih memadai.

"Kebijakan itu gagasan yang bagus apalagi usulan banggar tarif listriknya tidak ikut naik, tetap menggunakan tarif 450 VA," tuturnya saat dihubungi, Selasa (13/9/2022). Sarjana Perminyakan Universitas Trisakti ini menyampaikan kenaikan daya listrik ini sekaligus meningkatkan taraf hidup kelompok subsidi. "Yang tadinya tidak bisa setel TV mungkin sekarang bisa karena daya listriknya meningkat," urainya.

Mamit meminta PT PLN (Persero) agar mengganti MCB 450 VA ke 900 VA tanpa biaya sepeserpun alias gratis. Pun begitu untuk kelompok 900 VA yang kemudian migrasi ke 1.200 VA. Dia menambahkan usulan ini juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat karena membantu usaha masyarakat. "Mereka yang punya usaha mesin jahit pun sekarang bisa menambah mesinnya. Kuncinya tarif nggak berubah dan perubahan MCB gratis tidak memberatkan masyarakat," katanya.

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 29 Tahun 2016, subsidi tarif listrik untuk rumah tangga dilaksanakan melalui PT PLN (Persero). Subsidi tersebut diberikan kepada pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial. Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah menyampaikan kelompok masyarakat miskin akan tetap memperoleh subsidi tarif listrik meski daya rumahnya dinaikkan menjadi 900 VA.

Banggar menilai penghapusan daya listrik 450 VA untuk rumah masyarakat miskin karena sudah ketinggalan zaman dan tidak laik di era digital. "Bahwa itu masih banyak (rumah masyarakat miskin berdaya 450 VA), banyaknya by data jangan by kita. Nanti subjektifitas kita yang muncul," katanya. Lebih lanjut, Said menjelaskan saat daya listrik 450 VA, dihapus maka permintaan masyarakat untuk berlangganan listrik akan semakin meningkat.

Di sisi lain, katanya, over supply listrik pun akan berkurang. "Kalau 450 VA naik ke 900 VA, kita bela betul orang miskin. Jangan kemudian lagi nyuci baju tiba tiba harus dimatikan dulu (mesin cuci) karena kulkasnya mati, karena PLN nya jeglek," ujar Said. Penghapusan daya listrik 450 volt ampere (VA) baru sekadar usulan Badan Anggaran (Banggar) DPR, bukan kesepakatan bersama dengan pemerintah.

Plt Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan penghapusan daya listrik 450 VA masih berupa usulan dari Banggar kepada pemerintah. "Sepemahaman saya itu bukan kesepakatan. Narasi lengkapnya adalah bahwa subsidi itu harus semakin tepat sasaran, termasuk untuk kelompok 450 VA," kata Dadan dikutip dari Kompas.com, Rabu (14/9/2022). Menyikapi usulan tersebut, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto, pihaknya sebagai badan usaha milik negara (BUMN) akan menjalankan kebijakan yang diputuskan pemerintah.

"Sebagai BUMN yang 100 persen dimiliki pemerintah, PLN akan menjalankan kebijakan dan keputusan yang diambil secara bersama oleh pemerintah dan DPR untuk kepentingan rakyat," ujar Gregorius dalam keterangannya, Selasa (13/9/2022). Ia menambahkan, PLN terus berkomitmen dan memastikan pelayanan ketenagalistrikan bagi masyarakat untuk setiap lapisan tetap andal dan berkualitas. Hal ini untuk mendukung kegiatan ekonomi yang semakin produktif.

Data 2021, ada 24,3 juta konsumen rumah tangga dengan daya listrik 450 VA dan 8,2 juta konsumen rumah tangga 900 VA menerima subsidi. Subsidi yang diterima oleh konsumen rumah tangga tersebut mencapai Rp 39,65 triliun atau 79,6 persen dari total subsidi listrik tahun anggaran 2021 sebesar Rp 49,76 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *